MAN 1 GRESIK SELENGGARAKAN APEL PERINGATAN HARI KARTINI, AJAK SELURUH WARGA MADRASAH TELADANI NILAI-NILAI PERJUANGAN EMANSIPASI WANITA

Senin, 22 April 2024 guru, pegawai, dan siswa MAN 1 Gresik mengenakan baju daerah. Beberapa guru dan siswa laki-laki mengenakan beskap lengkap. Sedangkan untuk guru dan siswa perempuan mengenakan kebaya.

Pada hari tersebut MAN 1 Gresik menyelenggarakan Peringatan Hari Kartini. Meski sudah lewat sehari karena pada tanggal 21 April bertepatan dengan tanggal merah, sehingga peringatan hari kartini dilaksanakan sehari sesudahnya. Hal itu tidak mengurangi semangat dan kekhidmatan pelaksanaan peringatan hari Kartini di MAN 1 Gresik.

Bertugas sebagai pembina apel yakni Ibu Munaisah, S.Pd. guru mata pelajaran keterampilan furniture tersebut mengawali sambutannya dengan menyatakan bahwa kalau disuruh pidato sebenarnya beliau tidak terlalu jago atau ahli. Namun kalau diminta untuk mendongeng atau menceritakan kisah seseorang beliau merupakan orang yang jago dan siap diadu. Maka dalam kesempatan tersebut beliau menyampaikan tentang perjuangan RA Kartini.

RA Kartini merupakan seorang keluarga bangsawan. Ia merupakan putri dari Raden Mas Adipati Aryo Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara. Setelah bersekolah di sekolah dasar berbahasa Belanda, ia ingin melanjutkan pendidikan lebih lanjut, tetapi perempuan Jawa saat itu dilarang mengenyam pendidikan tinggi. Ia bertemu dengan berbagai pejabat dan orang berpengaruh, termasuk J.H. Abendanon, yang bertugas melaksanakan Kebijakan Etis Belanda.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Setelah kematiannya, saudara perempuannya melanjutkan pembelaannya untuk mendidik anak perempuan dan perempuan. Surat-surat Kartini diterbitkan di sebuah majalah Belanda dan akhirnya, pada tahun 1911, menjadi karya: Habis Gelap Terbitlah Terang, Kehidupan Perempuan di Desa, dan Surat-Surat Putri Jawa. Ulang tahunnya sekarang dirayakan di Indonesia sebagai Hari Kartini untuk menghormatinya, serta beberapa sekolah dinamai menurut namanya dan sebuah yayasan didirikan atas namanya untuk membiayai pendidikan anak perempuan bangsa Indonesia.

Mengakhiri sambutannya Ibu Munaisah, S.Pd menyampaikan kepada seluruh peserta apel, bahwa seorang Kartini yang berusia muda dapat menginspirasi banyak orang. Bahkan meskipun sudah lama meninggal, nilai-nilai perjuangannya menginspirasi banyak orang hingga hari ini. Maka sebagai generasi masa depan penerus bangsa, harus berjuang hari ini untuk memetik hasilnya di masa yang akan datang.

Leave a Comment